Bimbingan Praktis Umrah (Bag. 6)
Baca pembahasan sebelumnya Bimbingan Praktis Umrah (Bag. 5)
Larangan-Larangan Saat Ihram
Orang yang menunaikan ihram, baik dalam ibadah haji, maupun ibadah umroh, dilarang melakukan beberapa perkara yang secara umum larangan-larangan tersebut terbagi menjadi tiga macam, yaitu:
- Larangan yang diharamkan, baik bagi pria maupun wanita.
- Larangan yang diharamkan khusus bagi pria.
- Larangan yang diharamkan khusus bagi wanita.
Baca Juga: Keutamaan Air Zam-Zam
Berikut ini perinciannya:
Larangan Bagi Pria dan Wanita
Tidak boleh mencukur semua rambut kepala (gundul) atau mayoritas rambut kepala.
Menurut Jumhur ulama rahimahumullah termasuk didalamnya menghilangkan seluruh rambut/bulu yang lainnya yang terdapat di seluruh anggota badan. Meski pendapat yang terkuat adalah bahwa yang diharamkan menghilangkannya hanyalah rambut kepala, karena alasan (‘illah) pengqiyasannya adalah menggugurkan syi’ar ibadah haji/umroh, dan bukan mempernyaman diri (taraffuh) dengan mencukur rambut/bulu. Namun, tentunya seseorang yang sedang berihram disarankan untuk sebisa mungkin tidak menghilangkan seluruh rambut di tubuh.
Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala :
وَأَتِمُّوا الْحَجَّ وَالْعُمْرَةَ لِلَّهِ ۚ فَإِنْ أُحْصِرْتُمْ فَمَا اسْتَيْسَرَ مِنَ الْهَدْيِ ۖ وَلَا تَحْلِقُوا رُءُوسَكُمْ حَتَّىٰ يَبْلُغَ الْهَدْيُ مَحِلَّهُ ۚ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَرِيضًا أَوْ بِهِ أَذًى مِنْ رَأْسِهِ فَفِدْيَةٌ مِنْ صِيَامٍ أَوْ صَدَقَةٍ أَوْ نُسُكٍ ۚ فَإِذَا أَمِنْتُمْ فَمَنْ تَمَتَّعَ بِالْعُمْرَةِ إِلَى الْحَجِّ فَمَا اسْتَيْسَرَ مِنَ الْهَدْيِ ۚ فَمَنْ لَمْ يَجِدْ فَصِيَامُ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ فِي الْحَجِّ وَسَبْعَةٍ إِذَا رَجَعْتُمْ ۗ تِلْكَ عَشَرَةٌ كَامِلَةٌ ۗ ذَٰلِكَ لِمَنْ لَمْ يَكُنْ أَهْلُهُ حَاضِرِي الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
“Dan tunaikanlah sampai selesai ibadah haji dan ‘umrah karena Allah. Jika kalian terkepung (terhalang oleh musuh atau karena sakit), maka (sembelihlah) hewan kurban yang mudah didapat, dan jangan kalian mencukur rambut kepala kalian, sebelum hewan kurban sampai di tempat penyembelihannya. Jika ada di antara kalian yang sakit atau ada gangguan di kepalanya (lalu ia bercukur), maka wajiblah atasnya berfidyah, yaitu: berpuasa atau bersedekah atau menyembelih hewan kurban. Apabila kalian telah (merasa) aman, maka bagi siapa yang ingin mengerjakan ‘umrah sebelum haji (di dalam bulan haji), (wajiblah ia menyembelih) hewan kurban yang mudah didapat. Tetapi jika ia tidak menemukan (hewan kurban atau tidak mampu), maka wajib berpuasa tiga hari dalam masa haji dan tujuh hari (lagi) apabila kalian telah pulang kembali. Itulah sepuluh (hari) yang sempurna. Demikian itu (kewajiban membayar fidyah) bagi orang-orang yang keluarganya tidak berada (di sekitar) Masjidil Haram (orang-orang yang bukan penduduk kota Mekah). Dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah sangat keras siksaan-Nya.” [Q.S. Al-Baqarah:196].
Baca Juga: Apakah Dianjurkan Minum Air Zam-Zam Sambil Berdiri?
Bagaimana jika lupa, tidak tahu, atau yang semisalnya dalam melakukan larangan mencukur rambut saat ihram?
Apabila seseorang yang sedang berihram menggundul rambutnya atau mencukur mayoritasnya karena lupa, tidak tahu, dipaksa, atau hal itu dilakukan padanya dalam keadaan ia sedang tidur, maka ia tidak berdosa, dan tidak diwajibkan menunaikan fidyah berdasarkan firman Allah Ta’ala :
لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۚ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ ۖ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا ۚ أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tak sengaja salah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami menghadapi kaum yang kafir””. [Q.S. Al-Baqarah: 286].
Baca Juga:
(Bersambung, in sya Allah)
Penulis: Sa’id Abu Ukkasyah
Artikel asli: https://muslim.or.id/54407-bimbingan-praktis-umrah-bag-6.html